PIKAT 75

Halaman

  • Beranda
  • Tentang PIKAT
  • Visi dan Misi
  • Struktur Kepengurusan

Sabtu, 13 Juli 2013

Lahan Pesisir



Saat ini, Idonesia masih mengimpor bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Penyebabnya adalah produksi pertanian yang tidak mencukupi setiap tahun dan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan adalah dengan meningkatkan produksi pangan baik secara intensifikasi maupun ekstensifikasi.

Usaha budidaya pertanian pada awalnya selalu memperhitungkan kesesuaian lahan agar proses produksi dapat berjalan dengan baik. Artinya secara potensi alam, proses interaksi hubungan komponen dalam ekosistem pertanian dapat berlanjut tanpa input bantuan material dari manusia. Namun makin hari lahan yang sesuai potensinya makin berkurang dan jarang dan hal ini mendorong sektor pertanian memilih lahan alternatif yang mempunyai keterbatasan-keterbatasan, sehingga diperlukan input teknologi.

Wilayah pesisir dan laut merupakan tatanan ekosistem yang memiliki hubungan sangat erat dengan daerah lahan atas (upland) baik melalui aliran air sungai, air permukaan (run off) maupun air tanah (ground water), dan dengan aktivitas manusia. Keterkaitan tersebut menyebabkan terbentuknya kompleksitas dan kerentanan di wilayah pesisir sehingga lahan pesisir pada umumnya mempunyai sifat yang kurang baik bagi tanaman karena memiliki kapasitas menahan air yang rendah, kadar hara dan kandungan bahan organik yang rendah, kandungan salinitas tinggi serta tingkat kesuburan yang rendah. Ruang pori makro yang dimiliki lahan pesisir menyebabkan lahan semacam ini mempunyai kemampuan rendah dalam menyimpan air, memberikan udara lebih banyak dan mempercepat proses pengeringan. Bukan itu saja, pengaruh penyinaran matahari mengakibatkan ketersediaan air pada lahan pesisir menjadi lebih terbatas sehingga perlu perlakuan khusus untuk mengurangi penguapan.
Peluang pemanfaatan teknologi di lahan kawasan pesisir diantaranya berupa teknologi perbaikan sifat fisik, kimiawi dan organisme tanah agar interaksi tanah – air – tanaman dapat terwujud dengan baik. Wujud teknologi lain adalah interaksi antara tanaman dan atmosfir, karena di lahan kawasan pantai yang perlu mendapatkan perhatian adalah tersedianya cukup energi matahari dan energi.

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK TANAH

2.1 Gambaran Umum Lansekap
Lahan pantai berpasir termasuk lahan marjinal yang bersifat dinamis. Pada lahan ini terdapat hubungan antara pasokan butir-butir pasir dari hasil abrasi pantai oleh ombak menuju pantai dan dari gisik yang merupakan hasil erosi angin ke arah daratan. Peristiwa tersebut menyebabkan lahan pantai berpasir menjadi semakin marjinal, baik untuk wilayah itu sendiri maupun wilayah di belakangnya. Lahan pesisir umumnya mempunyai sifat yang kurang baik bagi tanaman karena memiliki kapasitas menahan air yang rendah, kadar hara dan kandungan bahan organik yang rendah, kandungan salinitas tinggi serta tingkat kesuburan yang rendah. Ruang pori makro yang dimiliki lahan pesisir menyebabkan lahan semacam ini mempunyai kemampuan rendah dalam menyimpan air, memberikan udara lebih banyak dan mempercepat proses pengeringan. Bukan itu saja, pengaruh penyinaran matahari mengakibatkan ketersediaan air pada lahan pesisir menjadi lebih terbatas.

2.2 Bahan Induk
Ada beberapa bahan induk yang membentuk tanah-tanah pesisir yaitu abu vulkanik, batuan sedimen (batuan kapur dan gamping koral), dan bukit pasir. Lahan pesisir termasuk kedalam jenis tanah regosol yang umumnya belum jelas menampakan differensiasi horizon. Tekstrur tanahnya kasar, strukturnya kersai atau remah, konsistensinya lepas sampai gembur, dan pH 6-7.

2.3 Iklim
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca pada suatu tempat yang dihitung secara periodik dalam jangka waktu yang panjang, dimana curah hujan dan suhu udara merupakan dua komponen utama iklim. Kondisi iklim suatu daerah sangat ditentukan oleh besar kecilnya curah hujan dan saat terjadinya hujan. Kedua faktor tersebut menentukan kelangsungan mata rantai siklus air, oleh karena itu iklim sangat berpengaruh terhadap tipologi keadaan alam dan lingkungan serta pola pengelolaan sumberdaya suatu wilayah.
Tanah regosol yang berkembang di lahan pesisir memiliki kondisi iklim tropis basah dengan jumlah curah hujan antara 2000-3000 mm/thn. Jumlah curah hujan rata-rata diatas 150 mm/bln dan jumlah haru hujan sebanyak lebih dari 200 hari setiap tahun. Jumlah penyinaran matahari rata-rata tiap bulan adalah 64 jam, suhu rata-rata 27,20C, dan kelembaban udara 83,8%.

2.4 Topografi
Sebagian besar lahan pesisir di Indonesia memiliki topografi datar (0-3%) dan beberapa ada yang datar sampai berombak (3-8%). Partikel pasir yang dinamis membuat topografi lahan pesisir berubah-ubah. Pantai selalu mengalami perubahan terutama disebabkan oleh proses pengendapan padatan-padatan tersuspensi, proses pengikisan, dan proses transportasi sedimen dari suatu tempat ke tempat lain. Perilaku tersebut erat kaitannya dengan lingkungan pantai seperti gelombang, arus, pasang surut, dan angin.

2.5 Vegetasi
Vegetasi di lahan pesisir terdiri dari rumput-rumputan, semak, hutan pesisir dan mangrove. Tanaman-tanaman yang banyak ditemukan yaitu mangrove, pinang, waru laut, mengkudu, pandan, kelapa, jarak, ketapang, sukun, cemara laut, beringin, kayu besi, kayu hitam, lamtoro, ceplukan, serai, dll.

2.6 Waktu
Lahan pesisir termasuk dalam tanah entisol yang merupakan golongan tanah yang belum mengalami differensiasi profil yang membentuk horizon nyata. Pada tanah yang agak tua, sudah mulai terbentuk horizon A1 yang lemah, mengandung bahan yang belum atau masih baru mengalami pelapukan. Makin tua umur tanah, struktur dan konsistensinya makin padat bahkan sering kali membentuk padas dengan drainase dan porositas yang terhambat.

III. SEBARAN DI INDONESIA

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki 18.306 pulau dengan garis pantai sepanjang 106.000 km. Ini merupakan kawasan pesisir terpanjang kedua setelah kanada. Hampir semua propinsi di Indonesia memiliki kawasan pesisir yang berfungsi sebagai penghubung antar pulau dan antar wilayah. Ekosistem di wilayah pesisir terbagi dua yaitu alami dan buatan. Ekosistem alami di wilayah pesisir antara lain terumbu karang, hutan mangrove, padang lamun dan estuaria. Sedangkan ekosistem buatan yaitu tambak, sawah pasang surut, kawasan wisata, industri, agroindustri, dan pemukiman.

IV. PEMANFAATAN DIBIDANG PERTANIAN

Lahan pesisir yang termasuk dalam salah satu lahan marjinal potensial ternyata bisa dijadikan sebagai lahan pertanian. Berbagai jenis tanaman budidaya bisa ditanam di lahan ini misalnya cabai, semangka, melon, bawang merah, buah naga, sayur-sayuran dan buah-buahan lain, meskipun produktivitas lahan tidak sebaik lahan non marjinal. Untuk melakukan budidaya di lahan pesisir perlu adanya teknologi yang digunakan terutama dalam teknik pengairan misalnya pembuatan tempat penampungan air hujan, sumur, sistem irigasi dan jaringan pipa.
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Indonesia Hari Ini, Lain-Lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Ukhuwah itu Indah

Ukhuwah itu Indah

PIKAT SMAN 75 Jakarta

PIKAT SMAN 75 Jakarta

Label

  • Agenda Kegiatan (9)
  • Fiqus sunnah (1)
  • Foto Kegiatan (6)
  • Indonesia Hari Ini (20)
  • Lain-Lain (8)
  • News (10)
  • Pemuda (23)
  • Pesona Dakwah (23)
  • Selembar Kisah (16)

Arsip Blog

  • Desember (2)
  • Oktober (1)
  • September (3)
  • Agustus (4)
  • Juli (32)
  • Juni (27)

ROHIS SMAN 75 Jakarta

ROHIS SMAN 75 Jakarta

Cari Blog Ini

Entri Populer

  • Pengelolaan Limbah Kopi
  • Budidaya Kaktus
  • Lahan Pesisir
  • Kejujuran dan Puasa Ramadhan
  • Anjuran Menyampaikan
  • Obat anti Putus Asa
  • Peran Agama dalam Subsistem Agribisnis

Pemuda

Pemuda
Pemuda tak pernah kehilangan karya. 'Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia' (Soekarno).

Dokumentasi Sarasehan 75

Dokumentasi Sarasehan 75
Ini adalah Acara Sarasehan 75 (Silaturahmi Rohis dan Alumni Seluruh Angkatan SMA 75) yang dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2013 di Masjid Al Hikmah dalam lingkungan SMA 75

Indonesia Hari Ini

Indonesia Hari Ini
Banyak hal terjadi disekitar kita, mulai dari budaya, ekonomi, politik hingga isu-isu terhangat.

Dokumentasi Halal Bihalal 2013

Dokumentasi Halal Bihalal 2013
Ini adalah acara Halal Bihalal yang dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2013 di Masjid Al Amal

Pesona Dakwah

Pesona Dakwah
Tidak ada yang lebih berat perjuangannya selain dakwah di jalan Allah. Namun di balik itu semua ada janji-janji Nya yang sangat indah dan berkah-berkah melimpah ditiap kerikil dan duri yang kita temui.
Tema Perjalanan. Gambar tema oleh TommyIX. Diberdayakan oleh Blogger.